Sama halnya dengan cara pencegahan IMS, cara yang paling ampuh adalah dengan (ABCDE):
1. Abstinence: tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
2. Be Faithfull: saling setia pada pasangan yang sah.
3. Condom: gunakan condom apabila salah satu dari pasangan terkena IMS atau HIV dan AIDS.
4. Drugs: hindari narkoba suntik.
5. Equipment: mintalah peralatan kesehatan yang steril.
1. Abstinence: tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
2. Be Faithfull: saling setia pada pasangan yang sah.
3. Condom: gunakan condom apabila salah satu dari pasangan terkena IMS atau HIV dan AIDS.
4. Drugs: hindari narkoba suntik.
5. Equipment: mintalah peralatan kesehatan yang steril.
Seseorang dapat diketahui terinfeksi HIV dan AIDS setelah melakukan tes HIV dan AIDS melalui contoh darahnya.
1. Tes Darah HIV DAN AIDS
a. Tes HIV adalah tes yang dilakukan untuk memastikan apakah seseorang dapatdinyatakan terinfeksi HIV atau tidak.
b. Tes HIV berfungsi untuk mengetahui adanya antibodi terhadap HIV atau adanyaantigen HIV dalam darah.
c. Ada beberapa jenis tes yang biasa dilakukan seperti tes Elisa, Rapid test, tes Western Blot.
d. Masing-masing alat tes memiliki kemampuan untuk menemukan orang yang mengidap HIV dan bukan pengidap HIV.
e. Untuk tes antibodi HIV semacam Elisa memiliki sensitivitas yang tinggi (99,7 persen 99,90 persen), artinya 0,1 persen– 0,3 persen dari semua orang yang tidak berantibodi HIV akan dites positif untuk antibodi tersebut.
f. Hasil Elisa positif ini perlu diperiksa ulang dengan metode Western Blot yang sensitivitasnya lebih tinggi.
2. Syarat dan Prosedur Tes Darah HIV dan AIDS
Syarat tes untuk keperluan HIV adalah:
a. Bersifat rahasia.
b. Harus melalui konseling, baik prates maupun pascates.
c. Sukarela, dengan prosedur pemeriksaan darah yang meliputi 3 tahapan:
1) pretes konseling, untuk mengukur tingkat risiko, penjelasan hasil tes, informasi akurat tentang HIV dan AIDS dan identifikasi kebutuhan
2) Tes darah Elisa: bila hasilnya negatifnperlu dilakukan konseling ulanguntuk penataan perilaku seks yang aman; perlu diulang 3–6 bulannberikutnya. Bila hasilnya positif perlu dilakukan tes Western Blot.
3) Tes Western Blot :
a) Bila positif perlu dilaporkan ke dinas kesehatan (tanpa nama), perlu pascakonseling dan pendampingan untuk menghindari putus asa.
b) Bila hasilnya negatif sama prosedurnya dengan bila hasil tes Elisa negatif.
3) Tes Western Blot :
a) Bila positif perlu dilaporkan ke dinas kesehatan (tanpa nama), perlu pascakonseling dan pendampingan untuk menghindari putus asa.
b) Bila hasilnya negatif sama prosedurnya dengan bila hasil tes Elisa negatif.
PENGOBATAN HIV DAN AIDS
Sampai saat ini obat yang digunakan berfungsi untuk menahan perkembangbiakan virus, bukan menghilangkan HIV dari tubuh. Untuk menahan lajunya tahap perkembangan virus ini ada 2 jenis obat yaitu:
1. Anti-retroviral (ARV) adalah obat yang digunakan untuk menghambat perkembangbiakan virus. Obat yang termasuk anti retroviral, yaitu AZT, Didanoisne, Zaecitabine, Stavudine.
2. Obat infeksi oportunistik yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya sistem kekebalan tubuh, misal obat anti-TBC.
1. Anti-retroviral (ARV) adalah obat yang digunakan untuk menghambat perkembangbiakan virus. Obat yang termasuk anti retroviral, yaitu AZT, Didanoisne, Zaecitabine, Stavudine.
2. Obat infeksi oportunistik yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya sistem kekebalan tubuh, misal obat anti-TBC.
Sumber: Modul 5 Seri B: Gender Dalam Kesehatan Reproduksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar